Pic by : http://www.iskael.com
Salam hangat,
Kali ini postingan Cinta bukan mengenai Sastra ya, tapi mengenai permohonan maaf dan terimakasih. Lanjutkan membaca “Celoteh Ringan Menjelang Ujian”
Pic by : http://www.iskael.com
Salam hangat,
Kali ini postingan Cinta bukan mengenai Sastra ya, tapi mengenai permohonan maaf dan terimakasih. Lanjutkan membaca “Celoteh Ringan Menjelang Ujian”
Hujan tak lagi sederhana ketika kau mengenal cinta,
Ia, sang hujan menemukanmu dalam berbagai sudut bahasa,
Di pelepah daun pisang,
Di payung merah jambu,
Di gubuk tua,
Di api unggun kecilmu. Lanjutkan membaca “Hujan dan Cinta”
27 Juli 2014.
Flashback ke masa kecil itu ternyata menyenangkan. Baru kusadari, anak kecil berusia 5 tahun bisa lebih pintar dariku, jadi sedikit menyesal ketika kutolak tawaran Petra, adek lelakiku saat mengajakku bermain layang-layang.
Melayangan.
Adalah tradisi turun-temurun dari masyarakat Bali yang diadakan setiap satu tahun sekali pada musim angin biasanya di bulan Juli – akhir bulan Agustus untuk mengenang Dewa Siwa dalam manivestasinya menjadi Rare Angon ( Dewa Layang-layang ). Pada musim layangan atau setelah panen di sawah, Rare Angon dipercaya akan turun ke bumi diiringi dengan tiupan seruling pertanda untuk memanggil sang angin. Rare Angon berarti anak gembala, setelah musim panen, para petani terutama anak gembala mempunyai waktu senggang yang mereka gunakan untuk senang-senang. Sambil menjaga ternaknya, salah satu permainan yang sering mereka lakukan adalah bermain layang-layang. Masyarakat Bali percaya bahwa layang-layang mempunyai nilai kesungguhan yang menonjol bukan hanya sebagai benda kosong tanpa nilai, melainkan mempunyai badan, tulang dan roh. Lanjutkan membaca “Kado untuk Ian ( Part 2 )”
Chapter 5 : Mate Versus love
Kemarau di bulan Mei terasa sangat terik.
Kulihat burung-burung gereja mulai bertengger di atas jendela kamarku.
Mereka sepertinya sangat menikmatinya. Seperti sedang memadu kasih, mereka mengeluarkan bunyi cericit yang cukup nyaring dan bersaut-sautan. Hmmmm, kurasa mungkin itu adalah panggilan sayang untuk kekasihnya.
Bunga mawar di kebun kecilku juga mulai bersemi, meski kulihat dari kejauhan tapi aku bisa merasakan semerbak harumnya. Lanjutkan membaca “Gadis – Farhan ( last episode )”
Chapter 4 : Goodbye Farhan
Jika yang kau cinta bukan jodohmu, bersabarlah.
Karena Dia Sang Maha Cinta,
Dia-lah yang menentukan “takdir cinta”
Dia juga yang akan menciptakan cinta,
cinta yang lebih dari yang pernah kau kira,
Cinta…cinta yang benar-benar cinta!
Chapter 3 – Thanks God, I am not alone anymore.
Malam ini, seakan semuanya ikut larut dalam harapanku.
Harapan akan datangnya sebuah perubahan.
Ya, aku masih tetap menanti kuncup-kuncup harapan ini mekar.
“Uk…uk…uk…uk…uuuuuuukkkk!
Uk…uk…uk…uk…uuuuuuukkkk!
Uk…uk…uk…uk…uuuuuuukkkk! ” Lanjutkan membaca “Gadis – Farhan (Part 3)”
22 Juni 2013
Ini seperti dejavu.
Aku seperti menangkap potret yang sama dari dua bola mata ini. Pertama, yang kutangkap lewat sebuah lukisan kanvas bertema cahaya “aurora” hadiah ultah darimu tahun kemarin. Kedua, kali ini lewat lukisan Sang Maha Pencipta. Lanjutkan membaca “Kado untuk Ian ( Part 1 )”
Chapter 2 : Farhan, terimakasih
Mendung ini akan segera pergi.
Berganti dengan keceriaan mentari yang kemilaunya bagai permata.
Indah, seindah hatiku yang kini tak lagi sunyi.
Farhan.
Perlahan namun pasti nama itu mulai mengusikku.
Sejak pertemuan hari itu aku semakin akrab dengannya, dan hari ini tepat dua minggu aku mengenalnya. Tak kusangka ia memberikan surprise yang membuatku terharu.
“Ambillah, ini hadiah untukmu…kau ulang tahun kan hari ini? ”
“Apa ini? Kecil sekali kadonya!” nadaku sedikit kecewa.
“Bukalah, nanti kau akan tahu isinya,,,” jawabnya dengan senyum. Lanjutkan membaca “Gadis – Farhan (Part 2)”
Pada suatu ketika, tanpa sengaja Cinta terlibat “small talk” dengan istri atasan di tempat Cinta bekerja.
“Cinta kenapa koq mutusin kuliah lagi?”
Agak lama Cinta menjawabnya, maklum agak nervous dan takut salah, pasalnya muka istri atasan keliatan serius banget! hihiii. Lanjutkan membaca “Dialog dengan Atasan”
Minggu ini terasa sangat berat,
Aku seolah terhipnotis, tak bisa berhenti memperhatikannya.
Tapi,
aku percaya, minggu ini akan berlalu, berganti dengan minggu yang berikutnya dan berikutnya lagi.
Bukankah di minggu kemarin aku pernah tertawa? Saat itu aku tidak mengeluh sama sekali, kenapa saat aku merasakan sesak di dadaku aku harus mengeluh?
Tidak adil rasanya aku memperlakukan nikmat Tuhan jika begitu.
Tuhan,
Cinta sudah berjanji, Cinta akan berubah…Cinta tidak pernah melanggar janji yang Cinta sematkan pada-Mu
Maka,
Tolong beri Cinta kekuatan untuk memenuhi janji Cinta, beri Cinta kekuatan untuk melawan sesak di dada ini.
Cinta ingin Engkau bangga padaku,
Cinta yakin minggu ini akan terlewati seperti minggu yang sudah-sudah.
Dan,
Saat itu Cinta yakin, Cinta bisa tersenyum lagi…dengan atau tanpanya.
Pasti!
Cinta yakin itu.