Mencintai Takdirku (Cerpen Fiksi)

Ini adalah cerpen terbaru saya yang alhamdulillah masuk 50 nominator terbaik lomba SCMI 4 (Sayembara Cerita Mini Internasional) di Yaman. Karena hanya dibukukan di Yaman dalam buku antologi, ada baiknya aku bagi dengan pembaca. Selamat membaca.

Sumber : dari sini

Sekolah Kapal. Begitu mereka menyebutnya. Ya, memang benar adanya, dinamakan Sekolah Kapal karena tempat ini berdiri di atas sebuah sungai besar dengan pemandangan kanan-kiri air, bukit, juga pepohonan hijau. Jangan dibayangkan ada televisi ataupun listrik, sinyal ponsel saja susah didapat.

Transportasi di sini menggunakan perahu kecil yang ditarik dengan mesin dan hanya datang tiga kali dalam seminggu: Senin, Rabu, dan Jumat. Belum lagi jika ada badai. Hmmm… hampir semua area yang terbuat dari kayu dan bambu ini habis terseret angin. Dan kalau itu semua sudah terjadi, terpaksa aku dan keenam muridku yang membenahinya kembali. Oh iya, kita belum berkenalan, ya? Aku sudah berbicara panjang lebar saja. Maaf, maaf. Lanjutkan membaca “Mencintai Takdirku (Cerpen Fiksi)”

Sepasang Kaki Diam

Sepasang Kaki Diam, 642 kata

 

100 Writing Prompts Challenge

Days #10 – Rich

 

Sepasang Kaki Diam
gambar diunduh dari Google

Genangan air. Ilalang. Jalan setapak. Lampu-lampu jalan. Hiruk-pikuk jam malam. Kemacetan. Spion kaca yang berembun. Tanah basah. Hujan. Angin yang pelan. Kicau burung bersautan. Daun jatuh.

Tanpa kata pamit, mereka pergi. Aku harus rela, ini yang diinginkan Tuhan. Entah sedih atau bahagia, harus kuakui sepasang kaki diam ini telah lama bermasalah. Dengan suara kecil, ia berdebat hampir sepanjang waktu. Mereka tidak mau menyerah kalah satu sama lain. Pernah suatu malam aku diam dan mengintip perdebatan mereka. Lanjutkan membaca “Sepasang Kaki Diam”

Would you dance with me? – Cerpen Fiksi

100 Writing Prompts Challenge

Day #1 – Dance

Note : Nama untuk cerita fiksi ataupun non fiksi, akan kubuat serupa namaku, Cinta. Tujuannya adalah, agar aku lebih mudah bercerita, dengan menggunakan nama sendiri, aku yakin akan lebih mudah berimajinasi dan masuk ke dalam alur cerita. Jadi, sebenarnya nama Cinta di sini hanya fiksi dan tidak pernah dialami oleh Cinta, pemilik blog sekaligus penulis cerpen ini. Selamat membaca. 😉

************************************************************************

Picture by Google

31 Desember 2016.

Hari ini adalah minggu ke 40-ku di Melbourne – Australia. Bermula dari sebuah ketidaksengajaan. Lebih tepatnya kusebut dengan sebuah keterpaksaan yang dilakukan oleh mama. Minggu, 08 Maret 2016 lalu, aku yang tiba-tiba disuruhnya mengemasi barang-barangku, semuanya, dengan alasan pemindahan tugas kantornya, kita sekeluarga (aku dan mama) akan pindah ke Bali. Bodohnya aku sama sekali tak berpikir bahwa mama mengerjaiku waktu itu. Tiba di airport, ia menyerahkan tiket pesawat ke Melbourne – Australia, paspor, dan visa untuk tiga bulan menetap di sana.

Lanjutkan membaca “Would you dance with me? – Cerpen Fiksi”