Five Elements adalah kumpulan cerita pendek tentang lima elemen alam yang paling kusukai :
Senja,
Langit,
Laut,
Hujan,
Embun.
Mungkin akan berbentuk cerita bersambung atau bisa cerita pendek sekali jadi. Anggap saja cerita-cerita sederhana ini adalah cara tulusku mencintai mereka.
Cinta bisa hadir…lalu datang dan pergi tanpa kita mau.
Persahabatan juga begitu, walau takkan pernah terhitung berapa jumlah langkah kakiku terus kupijak untuk mendekat. Bila Allah menghendaki menjauh, maka jauhlah.
Tapi…ada satu hal yang magis sekali yang selalu Allah berikan kepada kita.
What is that?
C
H
A
N
C
E
And I suddently realized when I saw them. I finally found my new friends. Thanks for the best moment we’ve made yesterday, dear. Love love love. ❤❤❤
Cinta punya niatan selama bulan suci Ramadhan, post Cinta akan membahas sedikit ayat Al-Quran yang Cinta baca. Semoga setiap ayatnya tidak menimbulkan kesombongan. Semoga setiap huruf demi hurufnya menimbulkan cinta dan ketakwaan Cinta kepada-Nya, selalu. Amin.
********************************************
Kemarin siang, tepatnya tanggal 25 Mei 2017, hari Kamis siang, Cinta mendapat kabar yang kurang bagus. Penyakit adek Dika yang telah berganti nama menjadi adek Fachri, kumat lagi. Ia yang empat hari telah pulang dari RS. Kariadi Semarang, sekarang harus kembali meringkuk di RS. Siti Khodijah Pekalongan.Lanjutkan membaca “Sedikit Takut”→
Tubuhku mungil, hanya 150 cm. Kurus, itu dulu. Sekarang sih agak gemuk.
Jari tanganku sama sekali tidak lentik. Apalagi cantik.
Ibuku sering menasehatiku begini,
“Cinta, belilah perhiasan emas, pasanglah di jari tanganmu. Sebuah cincin atau gelang emas. Pasti, Cinta terlihat lebih cantik.” Lanjutkan membaca “Aku harap…”→
Kali ini izinkan Cinta membahas tema yang sangat, sangat identikal dengan Cinta1668. Apalagi kalau bukan “BAPER”
Perhatikan tulisan baper di atas 👆👆👆. Sudah huruf kapital, cetak miring, pakai tanda petik lagi, itu dia…karena pemilik blog ini juga baper, maka tulisannya juga musti baper lah, hehe. 😅😁😂 Lanjutkan membaca “Baper itu…”→
Aku tak ingin menghapus kisah persahabatan kita. Namun, harus kuakui, terkadang sebuah rasa dimulai dari kata “sahabat”.
Jika kita tidak bertemu. Jika kau tak menyapaku, tentu kita tidak akan saling kenal, bukan?
Jika sudah kenal dan saling nyaman, bukankah kita akan bersahabat dengan sendirinya?
Nyaman. Melengkapi. Menasehati. Menghibur. Berdebat. Bertingkah menyebalkan hanya untuk memancing marah dan itu pun sengaja. Namun keduanya tak terpancing marah, malah berakhir dengan tawa lebar. Hal-hal kecil yang indah, yang membuat waktu tidurmu menjadi lebih nyeyak karenanya. Rasa yang aneh di kali pertama. Dan akan ketagihan di kali berikutnya. Lanjutkan membaca “Ai, Shin, Sei”→
Note : Nama Cinta di sini dibuat sama dengan penulis dengan harapan penulis lebih bisa menyelami jalan cerita. Penulis, Cinta1668 sama sekali belum pernah mengalami kejadian ini. Terimakasih. 🙏🙏🙏
***********************************************
“Indah bukan? Sesuatu yang sering kau katakan serupa ketombe, bercak-bercak putih yang mengaburkan legam dan hitamnya pesona rambutmu. Analogi yang aneh, tapi aku selalu menyukainya. Mungkin agak klise jika aku bilang, setiap melihat bintang, aku selalu mengingat kata-kata itu.”
Aku tergelak, sedikit kaget ketika menoleh, kutemukan lelaki yang tak asing berbaring di sampingku.
“Apakah kau masih suka melihat bintang-bintang?”
Lelaki itu berkata lagi.
“Tidak.” Jawabku singkat.
“Kenapa?”
“Karena bintang-bintang itu terus meneriakkan namamu, aku tidak suka.”
Nama lengkapku adalah Asiyah Labati. Aku lahir 09 Februari 2003. Nama panggilanku Ais.
Labati…nama belakangku ini agak aneh bukan? Hihi, tapi ya begitulah. Seaneh apapun, memang itulah namaku. Setidaknya, aku bangga saat tahu betapa nama itu sangat diinginkan ayah dan ibuku. Kuanggap saja itu tanda cinta mereka. Saat ditanya, kenapa nama belakangku begitu aneh? Tahu tidak, jawaban mereka apa?