Memilih

Memilih yang Terbaik, 1091 kata

Gambar diambil dari Google

Saat ini pukul 01.00 WIB, aku terbangun dan tak bisa tidur lagi.

Kebiasaanku mengubah jam waktu tidur ini seringkali membuatku tak sehat. Aku sadar itu, namun untuk memperbaikinya terasa sulit. Ngalong, bertingkah seperti kalong (bahasa Jawa untuk kelelawar) mungkin sudah menjadi bagian dari aktivitas blogger, aku pun demikian.

Jadi kuputuskan saja menyelesaikan buku yang harus kubaca. Aku sampai pada halaman 259. Di sana, aku membaca sesuatu tentang “memilih”.

Lanjutkan membaca “Memilih”

Menikahlah dengannya oleh Rahmah Mahesa

12662552_960947943995964_3465580962789563824_n
Pict by Rahmah Mahesa

Menikahlah dengan dia, seseorang yang membuatmu tidak harus menjadi orang lain. Yang dia, senantiasa memaklumi kekuranganmu. Dia hanya geleng-geleng kepala sembari tersenyum saat tingkahmu malu-maluin, misalnya. Dia tidak ilfill. Tidak jengkel. Dia mengerti bahwa pasangan-nya adalah seorang manusia, bukan malaikat.
.
Menikahlah dengan dia, seseorang yang membuatmu nyaman dalam hal apapun. Yang dia, tidak mengekang segala hobi dan kebiasaanmu (yang baik). Sebab tugas pernikahan adalah untuk melengkapi, bukan untuk menguasai.
.
Menikahlah dengan dia, seseorang yang mencintai kamu sebagai teman perjalanan, bukan sebagai pembantu apalagi tukang masak. Dia tahu bahwa istrinya adalah untuk didekap di dada, bukan ditunjuk di muka.
.
Menikahlah dengan dia, seseorang yang selalu berikhtiar tuk bahagiakanmu dunia juga akhirat. Dia berpeluh keringat banting tulang demi kamu di siang hari. Tapi, dia juga tak pernah absen menemani shalatmu di malam hari.
.
Maka duhai perempuan, lebih baik terlambat menikah daripada TERPAKSA memilih lelaki yang kamu tahu betul bahwa dia tidak baik. Yang kamu tahu bahwa dengan-nya kamu tak pernah merasa nyaman.
.
Ingatlah bahwa penderitaan seorang perempuan, tidak dimulai dari rahim siapa dia dilahirkan. Tapi penderitaan-nya dimulai saat dia sengaja memilih pendamping yang tidak baik.


Terakhir… selalulah berdoa, ya. Semoga pangeran shaleh itu segera sampai ke rumah kita untuk kemudian, menghadiahkan bingkisan cinta untuk kita salihah. ..
Aamin ya Allah…. 😊

#pulang_kuliah

Kita sebenarnya menanti kereta apa menanti jodoh
Edisi baper

Lanjutkan membaca “Menikahlah dengannya oleh Rahmah Mahesa”

Belajar yuks!

Hallo semua, how’s everything? What have you learned all this day?

Kali ini Cinta mau membagikan sedikit ilmu yang biasa, biasa banget, bahkan mungkin ada yang udah pinter dan lebih ngerti daripada Cinta, pastinya dunk, teman-teman blog Cinta kan emang udah pinter-pinter semua so give applause to all of you guys, prok prok prok!

Tapi guys, mungkin ada yang suatu saat nanti butuh , dan ini berguna juga bagi Cinta karena di akhir semester ini akan ada tugas buat makalah serupa.

belajar-usaha-dan-doa-semangat-45

Lanjutkan membaca “Belajar yuks!”

Kotak Pandora (Part 2)

Chapter 2 : Sejujurnya aku (Doa-Sombong-Pekerjaan-Cinta)

Ini episode kedua dari sebuah perjalanan hidup seorang Cinta, Cinta Nungky Lestari. Setelah di episode sebelumnya, Cinta bercerita tentang ayah, kali ini Cinta ingin mengupas tentang sedikit masa lalu Cinta, masa lalu yang mungkin akan membuat pembaca sedikit sinis, marah, mengerutkan kening, atau tidak sependapat mungkin, bahkan mungkin kecewa dengan Cinta…dan jika itu terjadi, mohon maafkan. Tapi, over all, sebenarnya Cinta hanya ingin belajar kembali dari masa lalu, meninggalkan apa yang buruk dan membuangnya di belakang tanpa menoleh lagi, lalu mengambil apa yang baik, mengoptimalkan lagi, mengaktualisasikan lagi semoga menjadi lebih baik. Syukur-syukur ada sedikit ibrah yang bisa diambil. Aamiin. Lanjutkan membaca “Kotak Pandora (Part 2)”

An old man without name

211.jpg
pic by sonydesign.wordpress.com

An honest smile are pointed in the heat of the sun that afternoon.  A rumpled hat perched on his head. The hat was always same everyday with hair that almost all of it turned into white. Sober clothes, deep wrinkles on face, and a backless white sandal held to the foot by a dark red thong between the big toe and the second toe. I didn’t know why everytime I saw him I felt amazed. Honestly, when laziness took over my frail body, I started to come here, a minimarket at a crossroads, and then I saw him deeply without he knew. A sequence of prayers suddently arrived, Lanjutkan membaca “An old man without name”