Five Elementsย adalah kumpulan cerita pendek tentang lima elemen alam yang paling kusukai :
Senja,
Langit,
Laut,
Hujan,
Embun.
Mungkin akan berbentuk cerita bersambung atau bisa cerita pendek sekali jadi. Anggap saja cerita-cerita sederhana ini adalah cara tulusku mencintai mereka.
********************************************

Lelaki Itu…
Rain POV
Lelaki itu…benar-benar ajaib! Selalu saja menemukan titik resahku. Entahlah bagaimana cara dirinya bisa mengobrak-abrik rahasia yang selalu kututup rapat dalam hatiku.
Pertahananku mulai roboh.
Apa mungkin, itu semua karena wajahnya yang rupawan dengan senyum sejuta cahaya yang selalu ia pancarkan saat menatapku?
Ah, bukan. Pasti bukan karena itu.
Aku malah benci dengan lelaki tampan.
Atau, apa karena kepeduliannya?
Rencana Tuhan atau bukan, dia selalu saja ada saat aku butuh bantuan. Pertama, saat aku membutuhkan uang dan tak ada satu pun yang mau membeli koranku, ia malah memborong semuanya. Aku tahu sih, waktu itu tatapannya sinis, but it’s ok…doesn’t matter karena yang terpenting koranku habis.
Kedua, ia memergokiku menangis. Aku, Rain, menangis, lalu dia, lelaki asing itu memergokiku sambil menempelkan jaket kulit berwarna kakki dan berkata.
“Hei, di sini mulai dingin. Ini, pakai saja jaketku, tidak usah dikembalikan. Aku tidak terbiasa memakai baju bekas orang.”
Lalu ngeloyor begitu saja.
Atau…kali ketiga. Saat ia menawarkan beasiswa untukku? Padahal…aku baru tiga kali bertemu dengannya. Kenapa ia musti peduli pada orang asing sepertiku? Sementara keluargaku saja tak pernah peduli. Kepergianku, tak pernah dicari. Aku masih dianggap anak pembawa sial penyebab mereka bercerai. Setidaknya…itu yang keluar dari mulut mama.
“Gara-gara kamu minta jalan-jalan keluar kota, papa ketemu lagi sama mantannya dan CLBK. Mereka mau menikah sekarang. Puas kamu, puas! Sejak kecil…kamu memang anak pembawa sial!”
Hk…hk…hk…
Dadaku sesak lagi. “Dug dug dug” Aku memukul-mukul dadaku sendiri. Kuharap, dengan begitu sesaknya akan berkurang. Yang jelas, aku tak akan menangis. Mereka yang membuatku bersedih telah kuserahkan pada air hujan. Aku harap semua airmataku juga dibawa lari olehnya. Aku tak perlu menangis lagi.
“Karena kita sama, Rain. Kau dan aku, kita dua orang yang bernasib sama.”
Heh, lelaki itu datang lagi. Huh, dasar! Kenapa pula ia tahu apa yang kupikirkan? Dan hei…sejak kapan dia ada di belakangku?
“Bedanya, aku mencintaimu. Sedangkan kau, berusaha mati-matian untuk melupakanku…aku mencintaimu, sebesar kau ingin melupakanku. Dan itu SAKIT!” Tajam sekali saat ia mengucapkan kata terakhir itu, seolah membentak.
Tapi..entahlah, aku hanya bisa berkata…
“Kalau sakit, lupakan aku. Jangan diingat-ingat. Buang aku dari otakmu, dan kita berteman saja, ok?” Sambil mengacungkan jari telunjukku di kepalanya, aku ingin ia tahu, aku bersikeras bukan becanda.”
Kok Rain jahat sekali huhu
SukaDisukai oleh 1 orang
emang sengaja dibuat gtu, mas Fadel. ๐
SukaDisukai oleh 1 orang
Kasihan laki-lakinya :((
Eh mereka berdua juga saling sinis sih ya wkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
hihi iya mas Fadel…kduanya msh sinis2an ๐
SukaSuka