Sakit? Bukan alasan!

Me Time, 616 kata

IMG20170203082958.gif
The Twins 😍😍😍

Sakit?

Libur 3 Minggu karena cuti sakit?

Itu bukan alasan untuk berhenti bercerita,

bukan alasan untuk berhenti meng-capture hal-hal indah di sekitar,

bukan juga alasan untuk meratapi masa lalu, *ups maaf, udah nggak jamannya, Irofaruk! 😜

Mari lakukan sesuatu…sesuatu yang akan dikenang, sesuatu yang menyehatkan jiwa dan hati… Mari mariiiii…!

#TheTwins #VideoCapture #LoveMyNephew 😍😘😗😙❤❤❤

Lanjutkan membaca “Sakit? Bukan alasan!”

5 Alasan yang Membuat Saya Jatuh Cinta pada BATIK

Batik Pekalongan, 1776 kata

Kampung Batik Palbatu Jakarta, sumber gambar : Google

Jika ada yang bertanya,

Apakah yang muncul di benak saya ketika seseorang mengatakan BATIK?

Maka jawaban saya adalah :

1. Keluarga di Pekalongan

2. Warisan Budaya Indonesia

3. Asli buatan tangan manusia

4. Prosesnya yang demikian rumit membuatnya pantas berlabel harga tinggi

5. Setiap goresan memiliki filosofi.

Lima alasan utama di atas membuat tangan saya sekali lagi ingin menulis tentang kain indah bermotif ini, setelah beberapa waktu lalu saya membuat batik sebagai tema dalam cerpen saya.

Lanjutkan membaca “5 Alasan yang Membuat Saya Jatuh Cinta pada BATIK”

Review Drama Korea Goblin : The Lonely and Great God

Resensi Drama Korea, 1461 kata

PROFILE

Title                : Goblin : The Lonely and Great God

Director         : Lee Eung-Bok

Writer            : Kim Eun Sook

Network        : TvN

Episodes        : 16

Release date : December 2, 2016 – 2017

Country          : South Korea Lanjutkan membaca “Review Drama Korea Goblin : The Lonely and Great God”

Review Novel Kitab Cinta Yusuf Zulaikha

Sejatinya Cinta, Resensi Novel, 1126 kata

Picture by me

IDENTITAS BUKU

Judul Buku   :   Kitab Cinta Yusuf Zulaikha

Penulis          :   Taufiqurrahman Al-Azizy

Tebal Buku   :   503 halaman

Penerbit        :   Diva Press

Edisi               :   Cetakan XXIII, Maret 2015


SINOPSIS

Adalah cinta—baik kepada Tuhan mau pun kepada Makhluk-Nya—yang tetap suci, karena sesungguhnya cinta adalah fitrah, berasal dari-Nya, maka semua cinta sesungguhnya adalah suci.

Pecinta sejati tidak pernah peduli akan derita dan bahagia dalam menjalani hidup di dunia. Tawa bukanlah wujud dari kebahagiaan, tangis pun bukan menunjukkan kesedihan dan duka. Seorang hamba yang tunduk dan patuh kepada-Nya karena menakuti-Nya, sesungguhnya dia hanyalah seorang budak bagi tuannya. Seseorang yang beribadah kepada-Nya sebab mengharap balasan surga dan terhindar dari api neraka, hanyalah berjiwa pedagang yang sedang sibuk dengan perhitungan untung dan rugi. Pecinta sejati adalah seorang manusia yang merdeka; patuh dan taat mengabdi dan menyembah pada-Nya sebab sadar bahwa Dia memang satu-satunya Dzat yang layak untuk dipatuhi dan ditaati. Jiwa pecinta sejati berkilau sebab terang cahaya cinta yang menyinarinya. Bahagia-sengsara, hitam-putih, tinggi-rendah, atas-bawah, mulia-hina dalam kehidupan dunia ini sama saja bagi sang pecinta. Inilah makna sesungguhnya dari cinta kita kepada-Nya.

Lanjutkan membaca “Review Novel Kitab Cinta Yusuf Zulaikha”

Pekalonganku

Jam 4.15 am.

Aku sedang termangu di depan perempatan lampu merah Wiradesa, menunggu ibu datang menjemputku.

Suasana masih hening, dengan beberapa tukang ojek yang menawarkan untuk mengantarku pulang. Agak takut juga melihat mereka bolak-balik menawarkan jasa, ada sampai tiga kali satu orang menyapaku dan melakukan hal yang sama.

Mbak, daripada nunggu suwe, ayo ndang tak anter…pundi balikke mbak?” begitu katanya.

Mboten pak, maturnuwun, maaf… sampun dijemput, niki lagi nunggu jemputan” jawabku sekenanya.

Untunglah suara adzan yang menyusul di beberapa menit kemudian menenangkanku, sudah subuh, alhamdulillah… tak ada alasan lagi untuk takut.

Tak banyak perubahan…jalan-jalan dan rumah-rumah di sekitar masih sama persis seperti 2 bulan lalu ketika aku memutuskan untuk pulang. Persawahan yang masih rimbun dan asri, sejuk sekali ternyata bila dinikmati di jam sepagi ini. Lanjutkan membaca “Pekalonganku”

Aku juga Punya Hati – Bagian ke 3

100 Writing Prompts Challenge

Days #2 – Treat (Chapter 3)

 

Sebelumnya

Satu minggu kemudian.

Acara yang dinanti-nanti ibuku akhirnya tiba. Aku akan melepaskan status single-ku di usia ke 25. Seharusnya bunyi alunan lagu Maher Zain kesukaaanku yang sedang kudengar sekarang, atau alunan lagu Nancy Ajram – Enta Eih, Fi Hagat, dan Wana bin Ideik yang mengalun merdu di telingaku. Tapi…aku tak mendengar semua itu. Yang kudengar sekarang adalah desir pantai, suara ombak, cericit burung yang sedari tadi bersautan, dan pasir gemerisik yang mencoba menggelitik kaki mungilku. Sekarang aku bahkan telah pergi sejauh 15 kilometer ke arah selatan dari desa kelahiranku, desa wisata yang terkenal dengan kerajinan kulitnya sejak tahun 1970 itu. Ya, sekarang aku berada di pantai yang katanya paling populer di Yogyakarta, Parangtritis. Aku, Cinta, memutuskan untuk pergi di hari pernikahanku. Entahlah, aku kalut, tak bisa lagi berpikir jernih, akhirnya aku lari ke sini berharap seseorang yang dulu pertama kali mengajakku ke sini akan datang, membujukku kembali pulang, meski jawabanku tetaplah tidak.

Lanjutkan membaca “Aku juga Punya Hati – Bagian ke 3”

Secangkir White Coffee

img_page_1_587db40fd2bc2
Picture by Pix Teller, Words by me

 

17 Januari 2017,

Tak banyak perubahan jika kulihat dari sudut pandang cuaca. Sehari hujan, besok panas, besok mungkin hujan lagi, lalu besoknya bisa saja kombinasi keduanya, hujan-panas.

Tapi…sebenarnya aku sedang tak ingin membicarakan cuaca. Aku sedang ingin membicarakan kopi, secangkir white coffee dan hujan.

Lanjutkan membaca “Secangkir White Coffee”

Aku juga Punya Hati – Bagian 2

100_writing_prompts_challenge_by_sunshockk-d5gj6pk.png

100 Writing Prompts Challenge

Days #2 – Treat (Chapter 2)

 

 Sebelumnya

 

img_20170115_164518_158
Picture by Google, words design by me

Perjalanan selama hampir lima jam telah kulalui. Kini sampailah aku di desa kelahiranku, sebuah desa kecil bernama Desa Manding di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Desa wisata yang terkenal dengan kerajinan tangannya.

Jalan-jalan yang masih rimbun dan asri, tak banyak berubah sejak aku pulang terakhir kali tepatnya satu tahun yang lalu. Satu demi satu bayangan itu kembali menguak, serupa hujan yang tiba-tiba mengguyur ingatan.

Lanjutkan membaca “Aku juga Punya Hati – Bagian 2”