Review Film Beauty and The Beast 2017


Review Film Beauty and The Beast 2017, 2627 kata


How does a moment last forever
How can a story never die

It is love we must hold onto

Never easy but we try

Sometimes our happiness is captured

Somehow our time and place stand still

Love lives on inside our hearts and always will

Minutes turn to hours, days to years and gone

But when all else has been forgotten

Still our song lives on

~ How does a moment last forever ~ Celine Dion


Ost Soundtrack Film Beauty and The Beast di atas adalah yang paling Cinta suka. Musiknya mengingatkan Cinta1668 tentang keluarga. 😊

Kali ini…izinkan Cinta me-review Film keren (menurut Cinta) yang beberapa malam Cinta tonton…bersama sahabat kantor Cinta.

Review film Beauty and The Beast selengkapnya ada di bawah ini

👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Review Film Beauty and The Beast 2017
gambar diunduh dari Google

PROFILE

Title : Beauty and The Beast

Directed by : Bill Condon

Produced by : David HobermanTod Lieberman

Screenplay by : Stephen ChboskyEvan Spiliotopoulos

Based on : Disney’s Beauty and The Beast by Jeanne-Marie Leprince de Beaumont 

Genre : FamilyFantasyMusicalRomance

Music by : Alan Menken

Cinematography : Tobias A. Schliessler

Edited by : Virginia Katz

Production Company : Walt Disney PicturesMandeville Films

Runtime : 129 minutes


STARRING

Emma Watson as Belle

Dan Stevens as Beast

Luke Evans as Gaston

Kevin Kline as Maurice / Belle’s father

Josh Gad as Le Fou

Ewan McGregor as Lumiere

Ian Mckellen as Cogsworth

Emma Thompson as Mrs. Potts

Nathan Mack as Chip

Hattie Morahan as Agathe / Witch


SINOPSIS

~ Belle ~

Namaku Belle. Aku putri satu-satunya dan kesayangan ayahku, Maurice. Ketika membenarkan arloji antik, ayahku biasanya kelupaan sesuatu dan meminta tolong untuk mengambilkan ini-itu yang bahkan sudah kuhafal di luar kepala.

Dengan kalimatnya yang sangat lembut, biasanya ayah akan bertanya…

Sudah membaca buku apa saja hari ini, Belle?

Dan sesekali ayahku akan bersenandung. Ia suka sekali lagu ini…

Setiap ayah menyanyikan lagu ini…aku melihatnya. Melihat cinta itu, cinta yang tulus hanya untuk ibuku. Namun ketika kutanya kenapa ibuku meninggal? Biasanya ayah akan diam saja. Baiklah, aku pun tak menanyakan ulang, namun jika ada kesempatan, aku pasti akan mencari tahu, kenapa. Ada apa di kota Paris semasa kecilku dulu saat ibu meninggal dunia hingga ayah tak lagi mau membicarakannya.

Aku tinggal di desa kecil di mana hampir seluruh perempuannya punya kebiasaan berdandan, bergaul, dan menghabiskan waktu dengan menggunjingkan pemuda tampan yang lewat di depan mereka, lalu berusaha memikatnya mati-matian. Aku tak seperti mereka. Aku lebih senang menyendiri, tak suka berdandan, baju yang setiap hari kugunakan hampir sama dan satu lagi, hobiku adalah membaca.

Terkadang…aku mengajari anak-anak membaca buku cerita, namun belum sempat aku selesai mengajari, orang tua mereka biasanya marah. Seperti waktu itu, saat aku mengajari seorang gadis kecil membaca sambil mencuci baju, orang tua mereka marah dan membuang cucianku ke tanah. Ya sudahlah… Aku sadar, aku memang berbeda. Aku terkadang merasa kesepian di tengah keramaian desa kecil ini. Aku selalu merasa pasti ada kehidupan yang lebih baik daripada di desa kecil ini. Itulah mengapa orang-orang desa menyebutku sebagai si gadis tercantik yang aneh.

Keanehanku menarik hati Gaston rupanya. Tak kusangka ia yang dianggap kaya, berpostur tinggi-sportif, sering memenangkan perang dengan wajah tampan malah tertarik pada perempuan aneh sepertiku. Jika hampir seluruh perempuan di desa kecil ini memujanya, maka aku…errhhhhh…No no no! Aku tidak akan menyukai seseorang yang sombong, congkak, dan tidak sopan sepertinya.

Beberapa hari berlalu. Ayah harus pergi untuk mengantarkan barang pesanan yang sudah jadi. Seperti biasa, ayah bertanya, apa yang kau inginkan Belle? Dan jawabanku tetap sama..

“Ambilkan untukku setangkai bunga mawar yang paling indah.”

Ayah pergi setelah pamit. Dan seperti biasa, kulalui hariku masih dengan membaca buku, sesekali Gaston akan menggangguku lagi dan lagi. Syukurlah aku sudah kebal dan aku punya bekal 1001 cara untuk menolaknya agar ia segera enyah dari depan rumahku.

Aku kaget…tiba-tiba saja kuda yang ditunggangi ayahku kembali. Ia seperti ingin menyampaikan sesuatu. Saat kutanya ayah di mana, ia semakin gelisah. Lalu ia membawaku ke tempat yang aneh. Bagaimana tidak? Bulan Juni adalah saatnya musim panas, dan di tempat aneh itu…salju sudah turun.

Kuda ayahku itu akhirnya membawaku ke sebuah kastil tua yang terlihat angker dan menyeramkan. Untunglah saat itu siang hari. Hanya berbekal kayu aku coba memasuki kastil misterius itu. Aneh…seperti ada yang berbicara padahal tak ada seorang pun. Dengan ragu aku semakin memantapkan langkahku dan semakin menuju ke dalam.

Aku mendengar suara orang batuk berkali-kali. Suara itu tak asing, itu suara ayahku, maka dengan seluruh tenagaku aku berlari menuju sumber suara. Dan benar saja…aku temukan ayahku di sana. Di kunci dalam sebuah ruang tahanan.

Pergilah Belle, cepat pergi dari sini, semua yang ada di istana ini hidup. Cepat pergilah nak, sebelum makhluk buruk rupa itu menemukanmu, ayah tidak apa di sini.

Ayah berkata sesuatu yang aneh. Ia menyuruhku segera pergi. Itu tidak mungkin bisa kulakukan, aku harus pergi bersamanya. Harus!

Belum sempat aku berbicara lama, ada makhluk buruk rupa yang tiba-tiba datang. Ia menyeringai dan…aku sungguh terkejut dan ketakutan. Ketika kutanya, kenapa ayahku dikurung di sini? Jawabannya tak masuk akal. Hanya karena ia mengambil mawar putih yang kupesan, ia harus dikurung dan menjadi tahanannya seumur hidup. Ini sungguh tak masuk akal!

Aku terlalu menyayangi ayah, hingga aku menggantikan tempatnya. Aku bilang padanya, aku pasti akan pulang. Lagipula…ini adalah kesalahanku, karena bunga mawar pesananku, ayah harus dikurung, maka sudah seharusnya aku menggantikan posisinya.

Hhhhh…ternyata begini rasanya di kurung. Sepi, dingin, sendiri.

Benar kata ayah, semua benda antik di sini hidup. Aku kaget dan memukul tempat lilin dan jam meja berkali-kali namun mereka tetap hidup dan tidak bisa mati. Si tempat lilin bernama Lumiere dan jam meja bernama Cogsworth. Singkat cerita, mereka melepaskanku dari tahanan dan memberiku tempat di sebelah timur. Ingat, sebelah timur, jangan pernah ke arah barat, pesan Lumiere.

Ini seperti negeri dongeng. Aku berbicara dengan knick-knacks antik yang kesemuanya hidup.

Ada Mrs. Potts yang ramah dan Chip, anaknya, si cangkir lucu yang memainkan trick menarik untukku.

Untuk pertama kalinya aku tersenyum karena trick gelembung lucu dari Chip.

Lalu aku bertemu dengan lemari rias, hiasan burung merak putih, piano kuno yang kesemuanya bisa berbicara. Benar-benar aneh tapi aku bahagia, mereka juga memberikan pesta penyambutan paling meriah di meja makan. Aku senang, sungguh senang.

Tiba-tiba saja aku penasaran dengan sebelah barat yang dilarang Lumiere untuk memasukinya. Diam-diam aku kesana dan kutemukan mawar merah tersembunyi dalam sebuah kaca tertutup tembus pandang.

Bunga mawar yang indah. Namun belum sempat aku menyentuhnya datanglah Beast, si makhluk buruk rupa dengan kemarahannya. Ia geram dan sangat marah dan menyuruhku pergi dari kastil. Karena ketakutan aku pun pergi meninggalkannya bersama kuda ayahku.

Kuda ayahku berlari semakin kencang menembus hutan lalu entah darimana tiba-tiba serigala-serigala bermunculan. Hampir saja mereka menerkam, untunglah dengan cepat Beast datang menolong. Ia terluka parah, aku tak bisa meninggalkannya dan kembali ke kastil bersamanya.

Aku merawatnya beberapa hari sampai ia sadar.

Apa kau tidak melihat sisi pangeran dalam dirinya? Sebenarnya ia adalah pangeran tampan yang dikutuk atas sebuah kejahatan…lihatlah sebentar saja. Bukankah ia seperti pangeran yang polos?

Perkataan Lumiere memang benar. Saat tertidur pulas seperti itu, ia terlihat seperti anak kecil yang polos.

Beast siuman dan menyambung ceritaku untuk Chip, si cangir mungil, tanpa kusadari. Ketika kutanya bagaimana ia bisa tahu? Ia bahkan menyajikan cerita lain, cerita dari buku-buku yang pernah kubaca.

Beast punya perpustakaan yang Wow…saat melihatnya saja mataku terharu dan ingin menangis. Begitu luas, begitu banyak yang bisa kubaca.

Ambillah buku mana pun yang kau suka. Katanya. Oh, betapa aku bahagia.

Lain hari…aku mengajarinya bagaimana cara bersahabat dengan kuda ayahku. Dan anehnya hanya dalam beberapa hari saja, si kuda menurut dan akrab padanya.

Beast…dulu ia kasar, tidak sopan, geram dan tak bisa menahan marah bahkan sering mengamuk…tapi kini kutemukan sisi lain darinya, ia yang suka membaca, tak percaya diri saat menyentuh kuda, memakan makanan dengan cara lucu ala Beast yang membuatku spontan tertawa. Saat berdansa dengannya malam itu…aku merasa sangat bahagia.

Apakah…aku jatuh cinta padanya?

~ Beast ~

Aku adalah seorang pangeran yang sangat, sangat tampan. Aku semakin kaya dengan menarik pajak besar-besaran dari rakyatku untuk kemudian kugunakan untuk berfoya-foya dan berpesta-pora.

Malam itu…malam yang tak pernah kusangka akan menghancurkan seluruh hidupku.

Seorang wanita tua dan kumuh datang bertamu di pestaku. Ia ingin berteduh dari badai dan hanya punya sekuntum mawar untuk dihadiahkan padaku. Tentu saja aku menolaknya, setangkai mawar sangatlah tidak ada harganya untukku. Aku mengusirnya dengan tidak sopan. Namun betapa terkejutnya aku saat ia bilang…jangan tertipu dengan penampilanku. Penampilan tidak bisa mencerminkan hati. Setelah ia berkata seperti itu, ia kemudian berubah menjadi penyihir putih yang sangat, sangat cantik. Ia menghadiahkan mawar merah itu untukku dan sejak saat itu aku berubah menjadi Beast, si makhluk buruk rupa dan semua yang hadir di pesta menjadi pernak-pernik antik yang hidup dan bisa bicara. Kutukan ini hanya akan berakhir sebelum kelopak terakhir dari bunga itu jatuh, aku sudah menemukan seorang perempuan yang mencintaiku dengan tulus. Jika tidak…aku akan abadi selamanya sebagai Beast si buruk rupa.

Sejak kutukan itu datang. Aku terlupakan oleh rakyatku. Istana / kastilku yang megah berubah menjadi menyeramkan. Lambat laun istana beserta isinya dilupakan. Memang itu yang diinginkan penyihir putih.

Beberapa tahun berlalu. Tak ada yang datang, aku mengarungi hidupku dengan kesepian. Lambat laun sifatku sama dengan Beast, kasar, tak sopan dan selalu marah-marah bahkan kadang mengamuk.

Hingga suatu hari datanglah orang tua berkunjung ke kastilku. Aku beri ia kenyamanan tanpa ia tahu. Kubukakan pintu kastil. Memberinya makan, menyalakan perapian. Namun ia pergi setelah mendengar piano bersuara sendiri. Kurasa ia ketakutan.

Tapi ternyata ia tidak benar-benar pergi karena ia memetik bunga mawar di kebun kastilku. Aku marah dan mengurungnya di ruang tahanan. Benar-benar manusia yang tidak tahu terimakasih. Pencuri.

Beberapa hari setelahnya datang seorang perempuan yang mengaku si anak pencuri. Perempuan cantik yang rela menggantikan posisi ayahnya meski setelah kubilang, ia harus berada di tahanan selamanya.

Hmmm perabot-perabot antikku berulah lagi. Mereka malah mencoba mencomblangkanku dengan perempuan cantik yang kutahu kemudian bernama Belle. Lumiere bilang, bagaimana kalau gadis itu adalah gadis yang ditakdirkan untuk mematahkan mantra?

Meski tak ingin percaya, aku masih berharap kutukanku akan sirna suatu saat. Maka kuturuti nasehat Lumiere. Mulai dengan mengajaknya makan malam di hari pertama Belle di kastil. Lumiere menyuruhku mengetuk pintu kamarnya pelan, mengajaknya makan malam dan aku harus belajar senyum. Ada-ada saja! Bagaimanapun seorang Beast tersenyum akan menyeramkan! Karena yang terlihat malah taring-taring gigiku yang tajam. Penonton saja mentertawakanku, bagaimana dengan Belle?

Aku mencoba ramah tapi Belle tak mengerti. Aku kembali gusar dan bilang…kalau kau tak mau makan bersamaku, tidak usah makan selamanya!

Belle tak seperti dugaanku, ia membuatku sangat marah dengan keingintahuannya memasuki kastil sebelah barat dan melihat mawar hadiah kutukan dari penyihir putih.

Aku tak tahan lagi dan mengusirnya dari kastilku.

Ah…aku lupa. Saat itu malam hari. Akan banyak serigala berkeliaran di sana. Cepat-cepat aku menolongnya. Aku pun pingsan karena tergigit serigala.

Saat aku sadar, kutemukan ia sedang bercerita pada Chip dan perabot lain.

Aku menyambung ceritanya dan entah kenapa kami mulai berbicara dan akrab. Ia ternyata suka membaca. Ia mengajakku berjalan-jalan di luar kastil sambil membacakanku cerita. Ia mengenalkanku dengan kuda milik ayahnya, tak lama setelah itu aku dan si kuda akrab.

Saat aku bingung karena takut ia jijik dengan cara makanku yang tak biasa, ia malah tanpa segan mengangkat piringnya dan menirukan cara makanku. Hal sederhana yang membuatku tersenyum. Aku sadar, ia memang berbeda.

Suatu hari, Belle bilang ingin ke Paris. Lalu aku membawanya ke perpustakaan. Di sana ada hadiah dari penyihir putih. Sebuah buku yang bisa membawa siapa pun ke tempat yang paling diinginkan.

“Think of the one thing that you’ve always wanted. See it in your mind’s eye and feel it in your heart.”
— Beast

Kataku padanya. Dan sampailah aku dan Belle di Paris. Kota Paris semasa kecilnya dulu. Bersamaku, akhirnya Belle menemukan teka-teki mengapa ayahnya tak pernah mau menceritakan kepergian ibunya. Itu karena ayahnya harus pergi meninggalkan ibu Belle yang tejangkit wabah penyakit menular waktu itu. Belle berterimakasih padaku. Kami semakin akrab setelah itu.

Suatu malam, ia menerima tawaranku untuk berdansa. Setelah beberapa waktu sebelumnya aku di-make-over oleh perabot-perabot antikku. Aku dibuat seperti badut dengan bedak terlalu tebal lalu dipasangkan rambut palsu warna pirang khas Bangsawan. Errhhhh…mereka berbuat aneh lagi. Dan tak pelak, penontonku tertawa lagi!

Seusai pesta dansa, aku mengungkapkan peasaanku kalau aku mencintainya. Mungkinkah seseorang yang buruk rupa sepertiku boleh berharap mencintainya?

Jawabannya seolah memberi harapan…entahlah mungkin saja, katanya.

Namun sayangnya ia harus pergi dari kastilku. Karena ada hal yang terjadi pada ayahnya. Belle tahu itu dari cermin ajaibku, cermin yang bisa melihat apa saja saat disebut nama di depan cermin tersebut.

Belle, aku mencintaimu, mungkinkah kau akan kembali menemuiku?

Masihkah ada harapan untukku?

~ Maurice ~

Aku selalu pergi dan kembali bersama mawar kesukaan anak perempuanku. Dan hari itu pun sama. Aku pergi dan tersesat di sebuah kastil tua yang sedikit menyeramkan. Aku makan, aku menghangatkan badan, lalu terpaksa keluar lagi karena ada keganjilan di sana.

Langkahku terhenti karena aku bertemu mawar putih. Aku ingat, Belle pernah berpesan agar aku membawakannya.

Namun siapa sangka, setelahnya aku malah ditahan selamanya karena setangkai mawar.

Beberapa hari selanjutnya, Belle menjemputku dan tanpa pikir panjang ia menggantikan posisiku. Belle memang anak terbaikku, selalu dan akan selalu begitu.

Aku kembali ke desa, meminta pertolongan pada semua orang. Aku ceritakan kalau Belle ditahan di kastil tua oleh si buruk rupa. Tapi mereka malah mengataiku gila. Untunglah ada Gaston yang percaya padaku. Aku lega.

Sepanjang perjalanan…ada yang aneh. Jalan menuju ke kastil itu sudah hilang. Raib. Gaston marah dan mengataiku gila. Ia bilang ia melakukan ini hanya karena ingin menikahi anakku. Aku tentu saja tidak akan pernah merestuinya, kukatakan itu dengan lantang padanya. Lalu aku dipukul dan diikat di hutan sampai beberapa hari agar dimakan serigala, untunglah Agathe datang menolongku.

Aku kembali ke desa kecilku untuk mengungkap kejahatan Gaston. Tapi sayang tak ada bukti. Hal yang terjadi setelahnya adalah…aku malah dianggap gila, dan ditahan. Untunglah Belle datang tepat pada waktunya. Belle mengatakan pada penduduk desa bahwa aku tidak gila, dan sebagai bukti, Belle membawa cermin hadiah dari Beast dan menunjukkan wajah Beast pada semua penduduk. Sayangnya, Gaston yang licik malah memanfaatkan kesempatan itu, ia tahu Belle menyukai Beast dan malah menggunakan moment itu untuk membunuh Beast. Aku dan Belle dikurung. Dan seluruh penduduk berbondong-bondong dengan semua senjatanya bersiap menuju kastil Beast.

Apakah Beast akan selamat?

Apakah Bella bisa bertemu kembali dengan Beast?

~ Knick-knacks Antik ~

src_1478791387krasavica-i-csudovisxe1.jpg

Betapa kami ingin menjadi manusia lagi. Betapa keinginan itu melebihi siapa pun di dunia ini. Betapa kami juga ingin Masters—panggilan kami untuk Beast—menjadi manusia lagi.

9371265f27aedd9485401c2f272d2987.jpg

Untuk itu…bagaimana pun, dengan cara apa pun…kami akan membuat Belle betah di kastil ini. Kami akan membuatnya tertawa, bahagia, kami akan tunjukkan sisi Masters yang menawan. Kami juga katakan padanya, sesungguhnya di balik wajah buruknya, ada sosok pangeran yang tampan.

Namun…terlambat…terlambat…terlambat…kelopak mawar terakhir telah jatuh. Kami tidak mampu lagi bicara, kami benar-benar menjadi barang antik setelah saling berpamitan dan meminta maaf.

Beauty-and-the-Beast-Golden-Globes-Trailer-3.jpg

Bisakah kutukan ini berakhir?

Bisakah secercah harapan itu kembali dan kami menjadi manusia lagi?

KELEBIHAN FILM

Pesan moral yang menarik. Tak semua si pemilik wajah tampan itu baik. Lihatlah Gaston dengan gayanya yang petakilan. Lalu setelahnya, lihat Beast yang punya sisi sebaliknya. Penyayang, baik hati, tulus, dan mencintai.

Ada kisah keluarga Belle yang disajikan. Ada haru di sana. Maurice yang terpaksa meninggalkan sang istri demi agar Belle tetap bertahan hidup dan tak tertular wabah penyakit menular di Paris kala itu.

Ada keakraban dan rasa sayang sesama pernak-pernik antik. Hal yang asing namun menjadi berkesan karena kerjasama dan semangat mereka sampai akhir mempersatukan Belle dan Beast.

KEKURANGAN FILM

Film R13 harusnya free dari adegan kiss. Tapi ini masih ada, alangkah baiknya jika film ini dibuat R17 saja.

RATING FILM

Jika Imdb memberikan rating 79, saya berikan rating 83. Saya selalu suka genre seperti ini. Ada saja kisah yang bisa diambil hikmahnya.

Berikut soundtrack film yang diaransemen ulang oleh Ariana Grande dan John Legend. Keren menurut saya. 😍

20 respons untuk ‘Review Film Beauty and The Beast 2017

  1. Udah baca bukunya pas kecil. Cuma filmnya yg kartun aja belum pernah. Sepertinya sih bagus nih film, tapi feeling saya sudah gak enak sejak awal. Jadi mungkin berkesan nanti pas nonton.

    Disukai oleh 1 orang

      1. Ga jadi Cin waktu itu soalnya di cinemax yang jam 6.15 (kami dateng jam 6) uda abis, sisanya jam 8.45. Dan kita males turun ke 21.

        Tapi aku uda nonton yang bajakan CAM (tanpa subtitle) di LK21.

        Keren. Lumayan beda sih even thought garis besarnya sama.

        Disukai oleh 1 orang

      2. oh udh muncul bajakannya toh? Cepet juga ya Vall?

        embers, keren.

        Smoga nnt akan ada film animasi yg diubah jd live-action kyk gni lg dan seseru ini 😍

        Cinderella dan Sleeping Beauty, live-action nya mengecewakan soalnya

        Disukai oleh 1 orang

      3. Udah Cin. Coba aja ek lk21.org tapi emang masi CAM dan ga pake subtitle.

        Aku malah belum nonton cinderella sama sb. Snow White doang udah.😄

        Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar