Datang dan Pergi


Datang dan pergi, 290 kata


Gambar diunduh dari : plus.google.com

Akan ada yang datang kemudian pergi, Cinta.

Seperti burung kenari yang kemarin bercericit di depan rumahmu. Suaranya yang merdu membuatmu terbangun meski tanpa bunyi alarm ponsel. Sekarang, sudah tak ada lagi, bukan?

Akan ada yang datang kemudian pergi, Cinta.

Ingatkah cinta monyetmu? Seseorang berinisial SA, seseorang yang kau sukai sejak masa SMP. Lalu, kau bertemu dengannya lagi di SMU yang sama. Sosok ketua OSIS dambaanmu itu akhirnya memilih orang lain, bukan?

Akan ada yang datang kemudian pergi, Cinta.

Enam tahun lalu pun, kau telah kehilangan sosok korek api yang menjadikanmu lilin kecilnya. Kau tak rela waktu itu, tapi masa sedihmu itu akhirnya berlalu, bukan?

Akan ada yang datang kemudian pergi, Cinta.

Embah Wie, wajah keriput nan ayu yang setia mendongeng setiap malam. Embah yang selalu mengingatkan…Cah ayu, nanti kalau sudah besar, akan ingatkah kau kepadaku? Apakah, kau akan menyisihkan sebagian uangmu untuk embahmu ini?

Iya, embah, aku ingat. Aku bahkan sudah menyisihkannya. Terkadang aku berlama-lama di warung makan dekat tempat kerja hanya untuk mengenang embah. Aroma teh dari warung makan itu sangat wangi. Setiap kali aku meminumnya aku merasa seolah embah ada di sana, menyeduhkan teh dengan rasa terbaik itu untukku.

Tapi, embah yang paling kau sayangi itu kini sudah pergi, bukan?

Akan ada yang datang kemudian pergi, Cinta

Kakak Dian, yang kemarin begitu sehat. Tubuh gemuk dan menggemaskan, juga telah pergi mendahuluimu bertemu Tuhan, bukan?

Harusnya kau sudah paham arti kehilangan. Harusnya kau lebih tegar, sekarang.

Ah, cukup!

Hentikan!

Kau terlalu banyak bicara malam ini, suara kecil. Diamlah sejenak dan jawab saja pertanyaanku ini :

Sampai kapan, Dia akan mengambil orang-orang yang kusayangi? Apakah aku ini memang tercipta untuk hidup sendirian di dunia ini? Apakah ini kutukan untukku? Apakah aku tak boleh lagi terlalu menyayangi?

18 respons untuk ‘Datang dan Pergi

  1. Ada yanh datang dan pergi, begitulah mbak Cinta. Tapi setidaknya mereka pergi dengan meninggalkan cinta kasih yang patut untuk dikenang selalu..
    Mbak Cinta gak sendiri, ada aku disini.. 😄

    Disukai oleh 2 orang

  2. Jadi ingat komen saya kemarin di tulisannya Darin, kurang lebih begini mbak Cin.

    “Setiap yang datang di hidup kita adalah ujian. Apakah dia datang untuk menetap atau sekedar lewat.”
    Lama atau sebentar…

    Jadi, sudah sunnatullah rasanya mbk.. tidak ada yang benar-benar menemani kita kecuali diri sendiri dan Rabbnya.

    Huaa.. dua penggalan kalimat ini berat. Berat makna dan menerimanya. Tapi menjadi pragraf yang selalu saya ingat jika sedang down dan merasa banyak yang pergi.

    Semangat mbk Cinta 🙂

    Disukai oleh 3 orang

  3. yah ini adalah kenyataan yang harus kau hadapi, bukan angan yang selalu menyenangkan hati, tapi tak pernah terjadi..
    Nikmati saja, manis, asem, pahit,asin. Biar hidupmu lebih berwarna dengan rasa-rasa seenak Nano nano

    Disukai oleh 1 orang

    1. iya mas Nur, sedang berusaha.

      Mau tak mau, aku harus siap juga jika adek Dika akan segera pergi menyusul kakak Dian.

      Ah, aku masih tak mengerti saja, kenapa malaikat-malaikat kecilku akan direnggut semua dariku. Aku masih tak mengerti saja. 😞😞😞

      Suka

  4. Saya pernah dengar nasihat mas Sabrang(mas Sabrang itu siapa googling ya… 😊) melalui lagunya bahwa kita hanya akan merasa kehilangan kalau kita merasa memiliki. Padahal semua cuma titipan. Pemilik sebenarnya hanya Allah sang pemilik segala. Tapi itulah manusia…

    Disukai oleh 1 orang

    1. iya Bu Dyah…itulah manusia.

      Mgkn Cinta trlalu memikirkan orang lain, apalagi jk itu saudara sndiri, sampai lupa makan dan lupa tdur.

      Itulah kelemahan trbesar Cinta, bu Dyah. Makasih nasehatnya. 😇

      Suka

Tinggalkan komentar