About Me

Cinta…

adalah perempuan yang mencintai kesibukan, ia juga adalah pecinta dunia seni sastra.

Di waktu sela, Cinta biasanya menghabiskan waktu untuk menulis atau membaca novel, cerpen, atau buku-buku instpiratif. Cinta penggemar buku-bukunya Dewi “Dee” Lestari, puisi novel nya Kahlil Gibran, novel yang super hangat nya Winna Effendi, buku inspiratif Ahmad Rifa’i Rif’an.

Kalau kau tanya, apakah Cinta tidak punya kesibukan sehingga dengan mudahnya ia berselancar di dunia blog, browsing, googling dan lainnya?

Hmmm… kalian salah!

Cinta sangat sibuk! Dari hari Senin – Jumat, cinta harus ngantor dari jam 08.00 – 17.00, belum lagi setiap hari Sabtu dari jam 07.30 – 14.00 Cinta harus kuliah dengan jarak tempuh 2 – 3 jam. Berangkat dari rumah jam 5.30 dan paling cepat sampai di rumah jam 16.00 dan paling lama kalau ada tugas kelompok bisa sampai jam 22.00 malam. Saking sibuknya Cinta, kadang-kadang suka lupa di mana menaruh HP, kunci motor, bahkan naruh kacamata sendiri suka lupa!

Tapi anehnya, Cinta nggak pernah lupa bagaimana untuk bersastra, bagaimana untuk merangkai kata demi kata di setiap kesibukan Cinta.

Pada saat jam kerja, dan pada saat muncul kreativitas yang sama untuk bersastra, biasanya Cinta akan ngebut…pekerjaan yang biasa Cinta biasa lakukan dalam 1 jam bisa jadi cuma 15menit selesai.

Kenapa bisa demikian?

Karena ada yang ingin Cinta raih!

Karena Cinta yakin, sebenarnya Cinta dilahirkan bukan hanya untuk menjadi accounting!

Ada dunia lain…dunia kecil Cinta yang selalu kental membenamkan dirinya, ia seolah semakin mendesak Cinta untuk keluar ke permukaan…kadangkala di kepala Cinta seperti penuh muatan sesak yang berteriak-teriak. Ya, suara-suara itu ingin segera dikeluarkan dalam bentuk kata, baru setelahnya Cinta merasa lega. Itulah kenapa Cinta sangat tahu apa yang dirasakan D. H. Lawrence

“Aku suka menulis waktu merasa kesal; rasanya seperti bersin yang melegakan.”

Entah suatu saat karya Cinta hanya akan berakhir di blog ini saja atau mungkin di muat dalam buku…tapi Cinta nggak akan menyerah.

Cinta mencintai sastra dengan tulus…jadi Cinta akan membiarkannya mengalir seperti air, hingga air itu akan menyeruak bertemu dengan muaranya yang paling nyaman untuk ia tuju.

Sesederhana itu cinta Cinta pada sastra…sungguh tak bisa kau bandingkan dengan yang lain!