5 Alasan Mengapa Saya Tidak Menonton TV


Hidup Bahagia Tanpa TV, 671 kata.


Assalamu’alaikum teman-teman,

Sepertinya virus insomnia kembali melanda blogger yang satu ini. Makanya malam-malam bukannya tidur, malah asyik menulis. πŸ˜…. Maaf ya teman-teman, maafkan. πŸ˜‡πŸ™πŸ™πŸ™

Setelah beberapa hari saya vacum dan stuck, then I have no idea, nggak ada salahnya juga saya memanjakan si ide untuk kembali bercerita sebelum dia ngambeg dan hilang lagi dari kepala. *Up’s πŸ˜…

Beberapa hari lalu, ketika saya dan teman guru sedang berbincang di obrolan chatt WhatsApp, teman saya itu tiba-tiba agak lama membalas chatt saya lalu dia bilang,

“Ibu, nonton Opening Ceremony Asian Games 2018 bu, ini rame banget, jadi pengin nonton langsung.”

Dan saya menjawab, “Saya nggak ada TV bu, mungkin besok saya coba nonton ulang di Internet, semoga masih ada.”

Dari percakapan di atas, saya jadi punya ide, kenapa tidak saya buat saja postingan tentang hidup tanpa tv? 😎😎😎

 

Gambar diunduh dariΒ sini

 

Hidup tanpa TV, bisakah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, rasanya saya perlu memberikan beberapa alasan dulu mengapa saya tidak menonton TV.

1. Berkurang list di otak

Kebiasaan saya setahun yang lalu ketika menonton TV adalah mengingat-ingat beberapa list kesukaan saya seperti : Jejak petualang, kartun doraemon, Kick Andy, dan beberapa film Barat, saya lebih menyukai genre Sci-Fi (Science Fiction) karena banyak pengetahuan baru yang bisa didapatkan, dan jadi paham betapa untuk jadi seorang Sutradara itu haruslah genius.

Alhamdulillah, setelah tidak menonton TV, saya bebas dari mengingat beberapa list di atas.

Kalau kangen bagaimana, Cin?

Gampang, tinggal buka internet, saya yakin ada mereka di sana. 😊

Tapi kan jadwal saya browsing internet tidak sesering nonton TV, ya tho?

Meskipun ada wifi, paling banter seminggu 2-3 kali koq. Jadi masih aman terkendali. 😊

2. Bebas dari candu

Ok, kalau ngomongin soal candu, saya jadi ingat ibu saya. Sejak setahun ini, saat ibu datang ke Cikarang biasanya sering komplain.

“Nak, mbok ya TV-mu diambil dari kamar ponakanmu, ibu kan nggak bisa tidur kalau nggak nonton TV.”

Dengan tenang saya jawab, “Ibu sayang, kan tinggal nonton di kamar cucu ibu, gampang kan?” Sambil pasang mimik senyum.

“Tapi kalau ibu nonton di kamar ponakanmu, terus ibu ketiduran, ibu nggak bisa tidur sama kamu dunk!”

Iyo wes, lain kali ya bu, kalau ibu ke sini lagi, aku pasang TV nya lagi di sini, ” dan sampai sekarang hal itu belum saya lakukan. Dasaaarrr ya! πŸ˜…

Berdasarkan pengalaman ibuku tercinta. Saya tidak ingin mengalaminya, saya tidak mau kecanduan seperti ibu. Coba bayangkan kalau sekarang masih ada TV di kamar saya? Jam segini pasti saya tidak akan menulis, tapi malah anteng nonton TV.

So, what I got? Apa yang saya dapatkan? 😎

3. Lebih tenang

Sejak hidup tanpa TV, rasanya jauh lebih tenang. Pulang-pulang saya bisa tiduran di ruang tengah, nyalain kipas angin, biasanya kalau tidak kecapean, saya membaca buku. Kalau kecapean ya tidur aja. 😁

Di hari libur, saya bisa main ke rumah teman, atau teman yang biasanya main ke rumah saya. Bertambah lagi tali silaturrahim. Tidak sibuk melulu dengan TV.

Elektronik itu diciptakan untuk membantu, bukan untuk mengganggu.

4. Skripsi berjalan lancar di luar ekspektasi

Dengan tidak menonton TV, saya bisa fokus mengerjakan skripsi. Sebenarnya, skripsi saya sudah selesai sejak bulan puasa kemarin. Tapi karena satu dan lain hal, setelah bimbingan ke-4, malah belum bisa bimbingan lagi ke dospem dan dospemteknya. Karena halangan itu selalu ada.

Tetapi alhamdulillah, Allah yang Maha Baik masih menyayangi saya ternyata. karena setelahnya, cukup sekali lagi saja saya ke dospem dan dospemtek dan langsung di-acc. *Horeeeee πŸ™ŒπŸ™ŒπŸ™ŒπŸ™Œ

5. Lebih banyak memiliki waktu luang

Kata orang bijak, “Waktu itu lebih berharga daripada uang.”

Kalau dipikir-pikir iya juga sih. Buktinya kita tidak bisa membeli waktu, sedangkan dengan waktu, kita bisa bekerja dan bisa menghasilkan uang. Ya tho? 😎

So, mumpung masih muda, kurangi TV, perbanyak dengan hal yang bermanfaat. Percaya deh, nggak ada ruginya nggak nonton TV.


Nah teman-teman, saya rasa lima alasan di atas cukup membuat saya yakin bahwa saya bisa sekali hidup tanpa TV. Dan insya Allah saya lebih bahagia tanpanya.

Di awal-awal mencoba memang tidak mudah, masih bolak-balik ke kamar ponakan nonton jejak petualang, terutama. Tetapi alhamdulillah, lama-lama bisa koq. Kalau kangen mereka banget-banget, saya tinggal buka internet. Finished. 😎

Bagaimana dengan teman-teman, beranikah mencoba tantangan dari saya untuk tidak menonton TV? πŸ˜‰

34 respons untuk β€˜5 Alasan Mengapa Saya Tidak Menonton TV’

      1. lha koq… q hrs ngasih izin dulu ya ke komenmu supaya terlihat? Biasanya kan kalo org prtama komen hrs di-approve dulu. Brrt q ga prnah komen di blogku. πŸ˜…
        Hayooo ketauan 😜

        Suka

      2. mksudnya komenmu ga lgsg terlihat, tp hrs di-approve dulu td baru bs terlihat.
        Org yg pertama kali komen biasanya bgtu, hrs q approve, selanjutnya akan muncul.sndiri.
        Bgtu mksudku, Erna 😁

        Suka

  1. Mbak aku juga malas nonton tv soalnya banyak list Drakor dan India plus offline an youtube yg mau aku tonton. Hehehe 🀭🀭🀭

    Disukai oleh 1 orang

    1. hihi, iya mbak Salma, ga apa2 ga nonton TV, memang. Tp kl internet blm bisa, krn sya msih butuh wordpress buat nulis. 😁

      😁 Itu kata2 “emak2” nya buat saya ketawa mbak Salma. Mnurut saya bukan itu msalahnya, ke pribadi masing2. Smakin brkurang TV smakin bgus mnurut sya. 😊

      Disukai oleh 1 orang

    1. Wuah pecandu bola trnyata. Nonton Asian Games dunk, katanya hr ini jadwalnya bola ya? bnr ga mas Ilham?

      Salam kenak juga mas, makasih sudah berkunjung dan komen di blog Cinta1668 πŸ˜‡

      Suka

  2. saya masih perlu nonton tipi mbak Cinta… seharian ngurusin nduk canti, pak suami dan toko online itu membuat emak2 ini lelah. dan hiburannya adalah nonton drakor. itu pun kalau nggak dibajak sama pak suami yang lebih suka nonton aksi Mark Walberg(eh saya juga suka ding)
    apa kabar mbak Cinta… ini pembaca lama yang nongol kembali

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar