Senja itu, aroma itu…

dokumen pribadi

 

Kemarin, tepatnya tanggal 28 Juni 2017, aku bertemu dengan senja di depan Stasiun Weleri, sayang.

Ada aroma sendu di sana. Aroma yang seharusnya mengingatkanku pada peristiwa yang sangat sulit kulupa. Ingin sekali kutulis aroma itu. Namun apa daya, keretaku sudah datang, jadi aku urung menuliskannya.

Sayang…

Siang menjelang sore hari tadi, 14.00 WIB, aku bertemu lagi dengan aroma itu. Jam dua siang aku baru selesai dhuhur karena mobil yang kunaiki baru sampai di Cikarang. Dan saat itu, aroma itu kembali datang.

Sendu. Sendu dan pilu.

Aku duduk terpekur di sudut kamarku. Mataku tiba-tiba saja sembab. Bayangan matanya yang bulat, bulu mata panjang dan lentik, hidung mancung, dan badan yang terlihat sehat dan tak pernah kurus itu muncul lagi.

Ah, sayang…

Apa kau tahu?

Setiap kali aku mengingatnya, mataku meleleh dan tak bisa berhenti menangis membayangkan betapa lelaki setampan dan semurni tanpa dosa itu telah begitu banyak menahan penderitaan karena sakitnya.

Mungkin itu sebabnya…Dia datang dengan kado terindah. Mungkin itu sebabnya…Dia ingin segera berdua saja dengan si tampanku.

Tapi sayang…

Ada satu hal yang masih mengganjal di pikiran.

Bagaimana jika aku merindukannya seperti ini?

Apa yang bisa kulakukan selain menangis?

Apa yang bisa kulakukan jika aroma ini datang lagi?

Si tampanku.

Kakak Dian-ku.

Kapan kau datang ke mimpiku, sayang? Tante rindu. Sangat rindu padamu, bayi kecilku. 😔😔😔

#senja

#sendu

#rindu

#jingga

#orenji

#memory

#serenity

Had been posted on my IG : Irofaruk.

~Because every picture has its own story~