Setangkup Roti Selai dan kenangan

100 Writing Prompts Challege

Days #6 – Bread

 

Setangkup Roti Selai dan Kenangan oleh Cinta1668

11 Desember 2016

Ahad yang hangat.

Dengan pilihan setangkup roti selai kacang, white coffee, dan teh hangat setengah manis.

Pagi yang teduh. kaca jendela yang membekas basah karena hujan. Hijau rimbun pepohonan, birunya langit kota Malang, dan cokelat tanah semakin menjelaskan warna mereka.

Bau tanah basah yang tak bisa lagi kucium karena terhalang kaca jendela kereta, tidak jadi soal karena aku masih tetap bisa merasakannya.

Ini salah satu alasan kenapa aku tetap menyukai hujan. Ia tak pernah membiarkan siapa pun berbohong termasuk si pemilik warna biru, hijau, dan cokelat tadi.

Tiba-tiba sepersekian detik itu hujan memunculkan sebuah pengharapan…

Bisakah kita bertemu tanpa sengaja di Malang? Bukankah secara tak sengaja, hari ini, kau juga ada di Jawa Timur?

Tepukan tangan sahabat, Eka seketika membuyarkan lamunan. Aku kemudian memutuskan untuk membuat video rekaman dengan ibuku, Santi, dan Tuty ada di dalamnya…Satu kata “Menyenangkan.”

Ada kesadaran yang serta-merta muncul : Hai nona, Jawa Timur itu luas…bagaimana bisa khayalan konyol itu datang? Kataku dalam hati.

Setangkup roti selai kacang, Bromo, ibu, aku, dan sahabat.

Aku senang karena akhirnya gunung paling romantis itu kulalui bersama mereka meski tanpamu, kekasihku.

Dan kuharap…aku bisa bertemu gunung romantis lain, sendiri, denganmu, atau dengan sahabatku, tak jadi masalah.

Rinjani adalah gunung romantis kedua dalam list backpacker-ku.

Semoga aku bisa menjelajahinya. Sejenak terbang dan sekali lagi menjadikannya sepaket kenangan.