Charity


Sebelum memulai postingan ini, Cinta ingin mengucapkan terimakasih atas doa dari seluruh sahabat blog Cinta untuk si tampan-ku, Dian, alhamdulillah kondisinya sudah membaik, selang oksigen-nya sudah dilepas, jadi bisa digendong, tapi DBD-nya masih belum membaik, suhu tubuhnya masih naik-turun kayak roller coaster. Semoga beberapa hari ke depan semakin membaik dan membaik lagi, aamiin aamiin Yaa Mujibassaailiin.

Doa-doa dari teman-teman Cinta itu nyambung dengan postingan kali ini guys, CHARITY.

Dollarphotoclub_69493930.jpg
Charity concept word cloud background by Google

Apa itu charity?

Kalau diartikan secara harfiah, menurut dictionary, charity berarti amal, derma, dan kemurahan hati. Namun lebih dalam lagi, charity bisa diartikan sebagai kepedulian. Peduli bahwa kita hidup di dunia ini tidak sendiri, peduli bahwa di sekitar kita ada masyarakat yang heterogen dengan berbagai sikap dan perilaku berbeda, di antara mereka ada yang lebih kaya, namun ada juga si miskin dan si lemah yang sebenarnya sedang menunggu. Ya, menunggu uluran tangan kita, dan yang terakhir kita peduli karena kita punya nurani, karena suara hati nurani kita yang tanpa kita sadari memaksa kita untuk peduli. *self reminder

Karena kita nggak sendiri

Sebenarnya sih kalau kita mau, bisa koq kita hidup untuk diri-sendiri saja, berkutat pada hal itu saja. Dari sejak kita bangun sampai tidur lagi, semuanya terfokus ke diri sendiri. Kita bekerja, menghasilkan uang, menikmatinya sendiri, merasakan kebahagiaan dan kesenangan hanya untuk diri-sendiri.

Sebenarnya guys kalau kita ingin, kita bisa loh hanya berbagi kebahagiaan dan memancarkannya di sekitar lingkungan keluarga, atau paling tidak, orang-orang terdekat kita saja, tanpa musti peduli pada orang lain.

Tapi hidup nggak sesederhana itu. Hidup itu pilihan :

  1.  Seperti dua paragraf di atas
  2. Atau menebar kasih dan cinta kepada sesama, mulai dari diri-sendiri, pancarkan energi positif dalam diri, lalu berusaha menjadi berarti untuk sebanyak mungkin manusia

Kamu pilih yang mana? *ngomong di depan cermin sambil nunjuk ke diri-sendiri.

 Di point ini, Cinta ingin sedikit sharing pengalaman. Waktu itu hari Sabtu, seperti biasa Cinta ngampus, harusnya sih dari rumah jam 05.30 wib dan sampai kampus sekitar jam 07.30 wib. Namun hari itu berbeda, ada kemacetan di tol karena perbaikan jalan, so Cinta sampai kampus jam 8.00 wib lebih. Nah di tangga kampus menuju lantai 4 kelas Cinta ( kampus Cinta belum ada lift-nya jadi lumayan deh naik tangga sampai lantai 4 sambil lari-larian hehe ^__^> ), ada seorang ibu sekitar usia 40 tahunan, si ibu naik tangga lamaaaaa banget. Dan lebih aneh lagi, itu tangga koq jadi penuh sama mahasiswa-mahasiswi, ternyata banyak yang telat juga, pada lari-larian lagi di tangga, ada deh sekitar 9-10 orang di sana. Grusak-grusuk, sesak, hampir nempel-nempel, tergesa-gesa juga mungkin karena udah telat, belum lagi kalau ketemu dosen killer di jam segitu, wuah jangan sampai deh :(. Karena takut bertabrakan, akhirnya Cinta mutusin menepi di pinggir tangga sampai ke-10 orang tadi menghilang. *sambil ngapain Cinta? sambil selfie lah, ngapain lagi? haha 😀

 

Syukurlah sekitar 2-3 menit kerumunan orang tadi pure hilang, aaaseeeekkk sepi :D. Nah tapi koq, Cinta kaget ni guys, si ibu usia 40 tahun tadi masih ada ditangga? Ow ow ow, ngapain aja si ibu di  dua sampai tiga menit tadi? @__@. Ya udah deh daripada mikirin si ibu itu mending Cinta segera meluncur ke kelas Cinta ya nggak guys, hihi, *ketahuan nggak pekanya.

Dan, lima langkah pun terlampaui…

Satu,

Dua,

Tiga,

Empat,

Lima,

sampai langkah kelima, pas papasan sama si ibu, DEG! Ada yang aneh! Tiba-tiba sepersekian detik waktu seperti berhenti, dan…posisi kita tukeran, what is this? Cinta jadi ibu 40 tahun tadi, terus Cinta ngebatin,

“Ya Allah, andaikan anak ini mau menolongku, kakiku sakit sekali, capek sekali naik tangga, tapi aku malu banget mau minta tolong, bisakah kamu lebih peka dengan tatapan mataku ini nak?”

Sepersekian detik kemudian Cinta sadar, astaghfirullah apa itu tadi? Cinta masih melongo melihat posisi Cinta yang kebalik tadi, terus sekarang balik lagi ke posisi semula, aneh! Cinta nepuk-nepuk kepala Cinta tapi si ibu tadi masih tersenyum tanpa pindah sedikitpun dari posisinya.

“Sini bu, Cinta bantu naik tangga ya,” nyadar deh tadi itu Cinta nggak peka mau main lari aja, jahatnya Cinta! @__@

“Iya, makasih sayang,” kata si ibu sumringah sambil senyum. Ah senyumnya itu loh guys, tulus sekali, senyum penuh terimakasih.

Sekitar 20 menit akhirnya si ibu sampai juga di lantai 4, kita berpisah di sana di akhiri dengan terimakasih dan pelukan ringan si ibu yang tulus untuk Cinta, “makasih sayang.”

Sampai di kelas, what? tinggal 10 menit lagi? Ya sudahlah mau gimana lagi?

“Cinta, udah ingat kan rule-nya Mis, telat lebih dari jam 8.00 wib tidak di-absen ya?”

“Iya Mis, nggak apa-apa,” biasanya Cinta nyesek banget nih kalau udah gini, secara dari rumah jam 5.30 wib guys, kurang pagi apa coba? 😦 Tapi anehnya, seharian itu perasaan Cinta plong banget loh guys, mungkin karena senyuman ibu tanpa nama tadi yang tulus dan sedikit pelukan ringan, ah ibu itu tadi jadi mengingatkan Cinta, bahwa setiap muslim itu bersaudara, tanpa kenal, tanpa tahu nama, tapi dengan menolong, rasa persaudaraan, rasa kasih-sayang itu tetep ada hehe. Ah semoga setelah hari itu Cinta bisa jadi orang yang lebih peka, aamiin aamiin Ya Robb.

 

Karena kita heterogen

Coba simak pesan cinta di bawah ini guys,

Pesan bijak Syeikh Abdul Qodir Jaelani

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu.
Ucapkan dalam hatimu :

“Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”

jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, , sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku.”

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Dia telah beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jauh lebih lama dariku, tentu dia
lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah ( dalam hatimu ) :
“Orang ini memperoleh karunia yang tidak akan kuperoleh, mencapai kedudukan yang
tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan
ilmunya, tentu dia lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah
( dalam hatimu ) : “Orang ini bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dia bodoh ( tidak tahu ), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku.”

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah ( dalam hatimu ) :
“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk
agama islam dan beramal saleh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk.”

Habis baca pesan bijak di atas, ngerasa deh, kemarin-kemarin sempet jahat, sempet merasa lebih baik, merasa begini, merasa begitu, bla bla bla akhirnya malu sendiri kan Cinta? *manyun sambil garuk-garuk kepala, O o oooo ^__^>

Hari itu, hari yang udah Cinta lupa hari apa, Cinta naik angkot guys, perjalanan dari terminal Cikarang ke  pintu Jababeka II-Cikarang Baru. Eh ada waria naik juga di situ. Cinta perhatiin, kasihan banget itu waria, bukan karena dandanannya loh guys, tapi lebih karena orang-orang di sekitarnya yang notabene melengos dan nggak mau bersikap normal, di satu angkot penuh itu mereka memperlakukan si waria seolah-olah dia itu makhluk astral, makhluk aneh dari luar angkasa mana yang belum pernah ditemukan dalam satu dekade ini. Cinta sih juga sama guys, pura-pura nggak ngelihat dia.

But wait, Cinta, tadi pagi hayooooo ngapain? Abis baca pesan bijak dari Syeikh Abdul Qodir Jaelani kan? Terus kenapa masih nggak ada perubahan? Nggak malu kamu?

Nah lho, si kakak ngingetin Cinta lagi. Maklum guys, buku-buku atau artikel inspiratif yang pernah Cinta baca itu buat Cinta seperti kakak laki-laki. Maksudnya gimana? Maksudnya gini, Cinta kan nggak punya kakak laki-laki, nah waktu itu tertarik aja pengin beli satu saja buku inspiratif, kebetulan nemu yang punya pak Ahmad Rifai Rifan, pengalaman waktu pertama kali baca, Cinta seperti menemukan sosok kakak laki-laki yang Cinta idam-idamkan, beliau terus saja menasehati Cinta tanpa menggurui, tidak hanya teori yang beliau katakan, tapi juga kaya dengan praktek, experience, disertai dengan bukti dan pengamatan yang mendalam mengenai kunci sukses dan kenapa seseorang bisa berhasil dalam hidupnya. Kalau lagi putus cinta terus baca bukunya beliau, wuah kerasa banget deh kakak laki-laki Cinta lagi nasehatin, terus Cinta-nya cuma bisa sesenggukan sambil berjanji dalam diri, nggak akan mengulangi kebodohan yang sama lagi. Begitu juga kalau Cinta lagi seneng, perasaan Cinta lagi happy, si kakak laki-laki ini selalu hadir untuk mengingatkan, jangan terlalu happy, Cinta, di sana masih ada loh cobaan yang menanti, siap nggak Cinta? *Buku bukan sekedar buku, ia menjadi hidup sebagai sosok kakak laki-laki yang selalu mengingatkan saat Cinta merasa bodoh dan nggak berguna untuk lebih baik lagi, lebih ikhlas lagi, meskipun prakteknya nggak semudah teori *ngomong ke diri-sendiri.

Ups, koq jadi ngelantur jauh ke buku ya, hihi maaf maaf. Tadi sampai mana guys? Kakak laki-laki ya? Akhirnya si kakak laki-laki ini bikin cinta malu, Cinta berusaha bersikap netral guys, nggak melengos kayak yang lain. Tapiiiiii lama-lama aneh deh..

Satu menit,

Sepuluh menit,

Lima belas menit,

Dua puluh menit…ternyata Cinta-nya nggak kuat, secara ni waria aneh banget sih! Udah diperlakukan normal kayak orang lain, Cinta nggak berusaha beda-bedain gitu yah, eh malah dia-nya yang ngerasa dibedain. Pertama, dia monyong-monyongin tuh bibir ke Cinta, ih maksudnya apa? Cinta masih mikir positif ni guys, ah mungkin nggak sengaja aja. Kedua, eh lama-lama dia naikin itu rok yang dia pake, dari selutut, terus ditarik sedikit demi sedikit makin ke atas makin ke atas, Masya Allah, ih dasar waria aneh! Kenapa sih musti salah paham? Sebel deh, udah diperlakukan normal malah ngelunjak, malah mau saingan cantik sama Cinta, iya iya iya iya…kamu lebih cantik waria, puas puas puaaaasssss….!

*implementasi yang salah, mohon jangan ditiru. ^__^

Karena si lemah, si kaya dan si miskin

Pertama, jangan jealous yah guys dengan kekayaan orang lain. Pernah nggak mikir sebentar di hati, waktu SD, kita masih banyak waktu senggang, jam 11.00 wib udah pulang kerumah kan? Terus berubah lagi ke SMP, pulangnya jadi jam berapa guys? Yups tepat, jam 14.00 wib kan? ( Cinta dulu sekolah di sekolah negeri, mungkin bisa berbeda jam pulangnya di boarding school, Penabur, atau di sekolah Islam Terpadu ). Lalu bagaimana kalau SMU, yah sama aja, dulu sih Cinta karena ada ekskul jadi jam 16.00 wib baru pulang dari sekolah.

Dari contoh di atas, kita udah bisa nebak kan? Semakin kaya seseorang, semakin bagus karir seseorang, tentu semakin banyak kewajiban di pundaknya. Seseorang dengan pekerjaan yang biasa bisa tidur jam 10 malam, itu pun sudah puas dengan berselancar di dunia maya ( blogging, browsing, googling ), sudah becanda dan bermain dengan keluarga. Nah bagaimana dengan mereka yang karirnya bagus? Seorang pemimpin atau professional? Mungkin pulangnya malam, sampai rumah masih diganggu telepon karena ada pekerjaan mendadak, jam tidur jarang sekali, meski kasur seempuk apapun sudah nggak terasa lagi ke-empukan-nya karena pusing, begitu terus setiap hari. Kalau kalian iri, tanyakan pada diri-sendiri, mampu nggak seperti itu guys? Kalau Cinta sih cuma bisa teriak, oooooh tiiiidaakkkkkk! @__@

Terus gimana dengan si miskin?

Cinta sih nggak mau banyak ba bi bu yah guys, secara Cinta ini masih anak kuliahan yang belum ngerti arti hidup, lagi belajar, heeeee. Tapi nyontek aja deh dari firman Allah, yang mengatakan bahwa, sebagian dari rezeki kita adalah hak orang lain. ( Alqur’an ayat berapa? Hadits apa? Browsing sendiri aja yah, hehe, kalo yang mau nambahin di kolom komentar, owh terimakasih sekali *ngarep.com )

Ini juga pernah dikatakan dosen Agama Islam, pak Dalmeri M, beliau mengatakan, apa sih fungsi dari zakat penghasilan 2,5%?

  • Pernah nggak kalian kerja, masuk telat? *pernah banget mah kalau Cinta 🙂
  • Pernah nggak kalian kerja sambil FB-an? nge-blog, twitter, browsing, dll? *iya pak, pernah, sering malahan ^__^>
  • Terus pernah nggak kalian dalam satu hari kerja itu banyak waktu luang, seakan makan gaji buta? *iya sih pernah juga pak, kalau offline atau ada dinas luar ke customer, Cinta malah enak-enakan di mobil sambil baca buku novel, hehe 😀

Nah itu, itu dia! Kalo jawabannya “pernah” maka fungsi dari zakat penghasilan adalah menetralkan hal itu, semua dimaafkan dengan kalian mengeluarkan zakat penghasilan.

Weiiiizzzz, mantab banget tausiyahnya bapak dosen yang satu itu, syukurlah kalo ada cara untuk memaafkan dari semua kelalaian Cinta selama bekerja, Allah is the best. 🙂

Tapi kalau nggak punya uang, kerjanya masih serabutan, terus gimana mau nolong yang lemah, yang miskin? *alasan klise anak jaman sekarang

Mmmm, Cinta coba jawab versi Cinta yah guys, maaf sebelumnya kalo salah :

  • Senyum dunk, jangan manyun aja, nah gitu dunk, kan tambah cantik / cakep, ups tapi jangan kelamaan yah senyumnya, entar disangka orang gila 😀 😀 😀 *senyum itu sedekah yang paling mudah, kata pak ustad, kalo kata Cinta mah, smile is part of charity
  • Doakan teman, sahabat, atau saudara yang sedang kesulitan yah guys, seperti doa kalian untuk Dian, si tampan-ku, itu Charity banget! 😀
  • Pernah lihat batu gede di jalan? *ambil dunk, singkirin, that’s Charity
  • Pernah lihat nenek atau kakek mau nyebrang jalan nggak bisa-bisa? *tolongin, jangan kayak Cinta yang nggak peka tadi yah, biar Charity
  • Buang sampah di tempatnya bung, jangan nyampah dunk!  jadilah Agent of Charity
  • Jangan ngerokok depan cewek yang anti rokok yah, please deh baunya nyengat, udah gitu bikin penyakit lagi! Huh. *Charity dikit dunk!
  • Naik busway atau kereta pernah kan? Peka dunk! Cowok-cowok jangan pura-pura tidur yah padahal di depannya ada ibu lagi gendong anak.

Khusus point terakhir nih guys, Cinta males banget sebenernya ngedumel di belakang, makanya kalau Cinta nemuin kasus yang kayak gini, Cinta langsung bangunin tuh cowok,

“Mas mas, permisi, boleh nanya nggak?” *kalau masih nggak bangun-bangun juga, makin kenceng deh suara Cinta, haha 😀

“Kenapa neng,” si cowok bangun juga.

“Mmmm, anu mas… anu… bisa minta tolong nggak? Sambil senyum gitu.”

“Iya, kalau bisa ditolongin koq neng,” mulai deh keluar gombalnya, padahal baru kenal.

“Asyiiik bener nih mas? Mau dunk mas kursinya, ini ada ibu lagi gendong anaknya mas, dari tadi kecapean, kasihan, heeee,” Kena deh haha.

“Okeh,” si cowok dengan terpaksa bangun dan duduklah si ibu tadi. Syukur deh, biarin deh tuh cowok marah, padahal kalo nggak marah, dia itu Agent of Charity loh, ya nggak? ^__^

Karena hati nurani

Pernah nggak guys, dalam hati kalian terbersit satu pertanyaan gini,

Sebenarnya Allah sayang nggak sih sama aku? Gimana sebenarnya posisiku di sisi Allah?

Nah kalau jawabannya pernah. Coba deh balik tanya lagi ke dirimu,

Bagaimana aku memposisikan Allah saat ini, pentingkah DIA bagiku?

Pertanyaan kedua itu adalah jawabannya guys, itu kata bunda Astri Ivo di seminar yang pernah Cinta kunjungi di Cikarang. MENOHOK BUNDA, MENOHOK SANGAD BAGI CINTA!

Ngomongin hati nurani versi Cinta nih ya, Cinta pikir semua manusia itu punya hati nurani, baik-jahat, miskin-kaya, manusia normal atau LGBT, ustad, guru, dosen, dokter, hakim, pengacara, koruptor, penjahat, perampok, pencuri, pemerkosa, dll, sebenarnya mereka semua punya hati nurani loh. Cinta yakin koq, Tuhan tuh nggak pernah beda-bedain saat menciptakan manusia, semuanya diciptakan dan dibekali satu paket itu, hati nurani ( bukan hatinya Mrs. Siti Nurani, dosen yang ada di postingan Cinta kemarin loh ya? ). Hanya saja ada yang peka dan mendengarkannya, ada juga yang tidak di-implementasikan sehingga jadilah mereka pribadi yang kurang baik seperti profesi dengan highlight merah di atas.

Cinta sharing satu pengalaman lagi nih guys soal hati nurani. Waktu itu di kantor, pas di depan tangga turun ke lantai satu, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk,

“awas hati-hati Cinta, jangan lari-lari, nanti jatuh lho!”

Eh siapa itu yang ngomong? Cinta nengok kanan-kiri koq nggak ada orang yah? Terus tadi itu siapa? *ketahuan bodoh-nya hihi 😀

Ah, tapi biasanya Cinta juga lari-larian koq kalau naik atau turun tangga, kan biar sekalian olahraga gitu, biar semangat ya nggak?

Turunlah Cinta dari tangga kantor sambil lari kenceng lagi, sampai tangga ke-4 guys, aduuuuhhhh…! Cinta beneran jatuh, telentang di tangga dari tangga ke-4 sampai tangga terakhir, duh badan Cinta serasa dipijit sama lantai tangga, Masya Allah, nikmat banget sakitnya. Udah gitu di bawah ada karyawan lagi pada ngetawain Cinta, duh malunya, udah nyengir, meringis nahan sakit tapi nggak bisa nangis. *jangan ditiru ya guys, ini contoh nggak peka banget! 🙂

Berdasarkan experience di atas, fungsi hati nurani itu sebagai pengingat guys, yang akan menolong kita saat menghadapi kesulitan, satu-dua-tiga kali kata hati nurani nggak didengar, ia akan pergi, dan nyari nya lagi itu loh yang nggak gampang *nyontek kata pak ustad. 🙂

Akhir kata, Cinta mau mengutip kalimat dari penulis favorit Cinta, pak Ahmad Rifai Rifan dalam bukunya “Tuhan, Maaf Kami sedang Sibuk”, chapternya berjudul Give to Get :

Ketika sebuah benda dibelah terus-menerus hingga tingkat materi yang sangat kecil, kemudian materi itu dibelah lagi dengan alat pemecah atom hingga tak terlihat dan berubah jadi energi terhalus. Energi terhalus itu dibelah lagi terus-menerus hingga seolah menghilang. Ternyata di tingkat energi terhalus yang ‘tak tampak’ itu berlaku hukum berbeda dengan dunia benda yang ‘tampak’. itulah hukum fisika kuantum. Nah, di tingkat kuantum, semua hal sebenarnya melakukan sesuatu hanya untuk (kepada) dirinya sendiri. Kita manusia juga tersusun dari materi-materi. hukum kuantum pun terjadi dalam diri kita. ketika kita berbagi kepada orang lain, pada hakikatnya kita sedang memberi kepada diri kita sendiri.

Seperti juga hukum gravitasi, ketika kita melempar batu ke atas, batu itu akan jatuh kembali ke tanah. begitulah hukum kuantum juga bekerja. ketika kita memberi, maka kita akan menerima, OTOMATIS! Jika kita ikhlas, kita akan menerima dalam jumlah yang berlipat, karena ikhlas memiliki energi kuantum yang sangat dahsyat.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib, menerangkan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang yang disedekahkan apabila sudah dilepas dari tangan orang yang memberi, ketika akan diterima oleh orang yang menerima, dia mengucapkan lima kalimat ” ‘Aku adalah barang yang kecil lagi sedikit nilainya, sekarang engkau telah membesarkan aku di hadapan Allah. Awalnya aku adalah barang yang hanya sedikit, kini engkau telah menjadikanku sebagai sesuatu yang banyak dalam pandangan Allah. Aku semula adalah musuhmu, kini engkau telah menjadikanku sebagai teman karibmu. Aku semula adalah barang yang mudah rusak, namun sekarang engkau telah membuatku abadi. Semula akulah yang engkau jaga dari pencuri, kini akulah yang akan menjagamu dari amuk api neraka.”

Note : semua postingan ini murni self-reminder, semoga bermanfaat, aamiin.

Salam,

Cinta Nungky Lestari.

 

21 respons untuk ‘Charity

  1. Wkt aku kerja di taiwan aku sering menolong manula yg lagi naik tangga ada yg payungnya jatuh aku ambilin mrk ini komentar kamu org indonesia?aku jawab ea nek/kek mrk berkata lagi…org indonesia ramah masih peduli sama orang lain katanya 😍 jadi seneng mengharumkan nama bangsa hanya dg melakukan hal yg sbnrnya sangat kecil nilainya…di Uk jg aku liat ada kakek2 turun dr mobil dompetnya jatuh sepertinya dia buta krn meraba-raba di lantai mencari dompetnya, sementara anaknya lg bayar tiket parkir di mesin tiket yg sedikit jauh jaraknya dr mobilnya akupun membantu ambilin dompet si kakek kmudian anaknya udah ada disebelahku blg thankyou…are u indonesian? Indonesian so kind and caring…thanks a lot … hal kecil yg kita lakuin untuk org lain kadang bernilai besar bagi mrk…terus lah tabur kebaikan n do more charity 😉 semangat cinta 😍

    Disukai oleh 1 orang

  2. Satu pelajaran penting, dan sangat sulit untuk dipraktikkan. Bahkan sampai sekarang sering terbersit, walaupun hanya secuil, merasa lebih baik daripada orang yang sedang kita perhatikan. Padahal belum tentu. Bahkan sudah pasti tidak benar. Karena dengan begitu kita tidak akan pernah bisa belajar. Orang akan sulit belajar kalau merasa dirinya sudah baik.

    Disukai oleh 1 orang

  3. Susah memang nggak merasa lebih dari orang lain. Biar sekali dua pasti pernah. Tapi sering juga terlalu nggak pede dan merasa nggak ada apa2nya…

    Soal jatuh di tangga, saya pernah ngalamin tapi pas naik terus kepleset dan akhirnya terguling ke bawah. Bersyukur cuma lecet dan bengkak di tulang kering doang…

    Disukai oleh 1 orang

    1. Hu um bu Dyah betul…melihat ke bawah mmbuat kita merasa lebih, ke atas jd merasa kurang. Pdahal kan blm tntu bgtu, krn yg bs menilai sbnrnya hnya Tuhan saja.

      Jatuh kepeleset? Walah, sakit psti ya? Smga ga trulang lg ya bu, ikut sedih dgrnya 😯

      Suka

Tinggalkan komentar